Membaca Kitab Suci Orang Miskin
Oleh: Raymond Laia, Münster, Germany
Pengantar
- salah satu cara membuat KS supaya bisa dibaca rakyat yang buta huruf pada abad pertengahan
- menjadi tradisi aksi puasa pembangunan sejak thn 70-an
- salah satu cara menyampaikan warta KS kepada zaman kita
Susunan Gambar
Miriam Nyanyian Kaum Terbebaskan Kel 14,26-31; 15,20-21 |
Sang Penderita Yoh 19,1-5.28-37; Yes 53,4f.10-12 |
Perjamuan Yes 25,6-8; Mk 2,13-17; Lk 5,27-32; KisR 10; Gal 2,11-16 |
Bahtera Nuh Kej 6-9 |
Kolam Betsaida Yoh 5,1-18; 15,1-47; 7, 15-24 |
Keterangan Singkat
Bahtera Nuh
Kita melihat sebuah bahtera di tengah banjir dahsyat. Sementara sebuah tanker pelan-pelan tenggelam dan menumpahkan minyak yang merusak lingkungan hidup ke laut seekor burung raksasa meneriakkan seruan penghabisan sebelum maut menjemput. Simbol-simbol katastrofe lainnya: ranjau, helm baja, kalengan, bangkai ikan dan tengkorak.
Bahtera tinggal sedikit saja terangkat dari air yang menghancurkan. Tapi ia bukan bahtera, lebih tepat sebuah pondok yang terancam runtuh, bagai perahu penyelamat. Dari dalam bahtera menguak bukan hanya sosok Nuh, melainkan wakil-wakil dari segala bangsa. Asia, Afrik, Amerika dan Eropa. Mereka menantikan bersama kedatangan burung merpati dengan ranting zaitun.
Langit diliputi oleh pelangi dahsyat. Warna-warna prismanya memantul bahkan juga dalam air. Pelangi itu merupakan tanda perjanjian Allah (Kej 9,13f), tanda peringatan sekaligus tanda harapan. Dosa manusia hanya menghancurkan dunia, tetapi Allah akan mengembalikan ciptaan-Nya. Ia adalah Allah yang menghidupkan dan bukan yang mematikan.
Miriam
Miriam, saudari Aaron, adalah seorang nabi. Ia menari di atas air dan memukul genderang. Rambutnya turut menari, seluruh jiwa dan raganya hanyut dalam tarian. Pakaiannya dipenuhi warna-warna pelangi. Ia bergerak antara lautan merah-hijau yang terbelah di tengah. Terjangan air merubuhkan tembok yang dipasang duri, tapi kini berbungakan bunga mawar. Allah telah mengambil inisiatif membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir. Dan orang Israel telah menerima tawaran itu dalam penyerahan diri kepada Allah. Karena itu ganasnya gelombang lautan, yang merah menyala, bagi mereka bagaikan rerumputan hijau; Bahaya kawat berduri, bagi mereka bagaikan pohon mawar berduri.
Perjamuan
Nampak sebuah meja penuh makanan: buah anggur, roti, ikan, nasi, buah dan jeruk dan mangkok yang penuh melimpah. Di sekeliling meja. Lagi-lagi di sini berkumpul manusia dari segala bangsa. Mereka diundang oleh tangan yang sedang memecahkan roti itu, yang wajahnya terpantulkan dalam air anggur. Ia minum dan makan bersama segala bangsa, bersama segala tipe manusia, bahkan dengan orang berdosa. Semua diundang, orang suci dan orang berdosa.
Kolam Betsaida
Paling depan menonjol gambar seorang afrika, yang lumpuh dan buta. Lalu di belakangnya seorang terluka sedang dipangku. Sebelah kiri nampak dua wanita yang saling menolong dan di belakang mereka seorang wanita minum air dengan puasnya. Mereka semua berdiri dalam air yang dipenuhi warna pelangi dan bayangan wajah dari Dia yang menderita. Wanita yang minum air itu mengingatkan kita akan percakapan Yesus di sumur Yakob: Barangsiapa minum dari air yang kuberikan, tidak akan pernah haus lagi, sebab akan menjadi sumber di dalam dirinya, yang membawa hidup kekal (Yoh 4,14).
Sang Penderita
Ia adalah pusat dari gambar-gambar ini. Tubuh yang tersiksa, tergantung di hadapan kegelapan. Wajahnya hampir tak dikenal: seorang yang tak bernama. Tangannya yang terentang seakan mencakup segala derita dunia ini dan merangkum segala gambar-gambar lainnya. Pilatus mengatakan: lihatlah manusia ini! (Yoh 19,5). Satu ungkapan yang menyentuh identitas terdalam seorang Kristen, yang peka akan dunia dengan harapan dan kecemasannya, dengan suka dan dukanya. Lihatlah manusia ini! Sekaligus gambar ini mengingatkan kita akan kesaksian Nabi Yesaya: Penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya... oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yes 53,4f).
Refleksi dalam kelompok
Peserta dibagi dalam 4 kelompok. Satu kelompok mengamati dan merenungkan satu gambar: Kelompok 1 gambar Bahtera Nuh, kelompok 2 gambar Miriam, kelompok 3 gambar Perjamuan, dan kelompok 4 gambar Kolam Betsaida.
Mohon terang ilahi
- Mulailah refleksi bersama ini dengan doa.
Mengamati gambar
- Ambillah waktu hening sejenak kira-kira 5-10 menit untuk secara pribadi mengamati gambar: apa-apa saja yang terdapat di sana, bagaimana ditampilkan, warna-warna apa dipakai pelukis, apa kira-kira diinginkan pelukis dengan gambar ini.
- Kemukakanlah dalam kelompok hal-hal yang kalian lihat dari gambar ini. Ada yang melihat sesuatu yang tidak kamu lihat?
- Ungkapkanlah kepada teman-teman apa yang menarik bagimu dari gambar ini. Adakah unsur gambar yang mengingatkan kamu akan hal yang serupa seperti ditampilkan di situ?
Membaca Sabda Tuhan
- Pilihlah salah satu teks dari yang diusulkan untuk gambar yang bersangkutan dan bacalah secara bersama. Apa kesanmu setelah mengamati gambar dan kini mendengarkan Sabda Allah?
Menangkap pesan gambar
- Apakah ide yang ditampilkan pelukis di sini real atau muluk-muluk? Kalau kamu melihatnya real, mengapa kamu katakan demikian? Dan kalau kamu melihatnya muluk-muluk, mengapa? Lalu bagaimana kamu mengaktualkan Sabda Allah di atas?
Catatan: Tulisan ini merupakan bahan masukan (konferensi) dalam Retret KMKI 1996. KMKI adalah singkatan dari Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia