Membiarkan Api Meraja
Tetapi siapakah,
untuk sekian kali
tenggelam dalam air matanya sendiri,
sementara yang
disesali bukan lagi persoalan harga diri?
Maafkan ia bila
salah menafsir tangismu
Maafkan ia bila
luka mengkristal di relungmu
Membiarkan api
meraja seperti menjamu kawan tak setia
Sinarnya pekat,
namun panasnya begitu menyayat
Namun adakalanya
kita mampu meresapi hampa
Hingga dalam
mimpi pun, kita kehabisan panorama
(Etalase: 09:04)
|