Malam Pertama 

 
 
Cantiq's 
PRO TV  - Harry Thahjono 
Malam Pertama
TITIK G-airah
Gairah Kenangan
Pandangan, Bisikan, Rabaan, Kebakaran
Mitos Seks
Bila Gairah Anda Berbeda
Kenikmatan Asmara
Tehnik Berciuman 
AfterPlay
Syahdan rahasia keindahan seni bercinta, dan cara-cara mencapai puncak kenikmatannya, yang terkandung di dalam Kitab Smaragama, sesungguhnya hanya dibeberkan kepada mereka, Sangaji dan Salindri yang berbahagia, dan pasangan lelaki perempuan dewasa, yang saling mencintai, dan saling percaya, bersatu dalam perkawinan, berdua rela menerima kehidupan yang tak lagi sepenuhnya merdeka, walaupun sesungguhnya perkawinan yang mulia, tak akan membuat mereka kehilangan apa-apa, seperti pada bab pertama Kitab Smaragama tertulis wacana bahwasanya: 

'Pernikahan bukanlah upacara yang menandai tamatnya nwayat kebebasan pribadi siwmi atau istri. Karena pemikahan justru memberikan kebebasan sejati yang hanya dapat dimiliki suami dan istri, yakni kebebasan mengarungi gelora gairah birahi, kebebasan menikmati kemesraan bercinta sepuas hati. kebebasan untuk saling mengintimi. 

Dan ikatan pernikahan bukanlah belenggu. yang memborgoijati din masing-masing individu. Tali perkawinan hanya memenjarakan ruang dan waktu, agar di mana dan kapanpun suami istri bebas bercuinbu, demi kelahiran dan kehidupan anak cucu yang bernutu." 

Maka sebagaimana yang telah dijanjikan, Sangaji dan Salindri yang bani disucikan pernikahan, dan terpilih menjadi sepasang data kebahagiaan, beranjak turun rneninggalkan pelaminan, memasuki kamar peraduan yang nyaman, dan berbaring di ranjang pengantin altar peradaban. 

 Dalam gerak perlahan. sepenuh kelembutan, Sangaji dan Salindri, sepasang duta kebahagiaan. saling menelanjangi diri. dan membuka kesadaran agar dapat memahami Smaragama yang membukakan rahasia keindahan cinta dan nikmat percintaan, serta cara menelusuri pusat-pusat rangsangan yang paling peka dan teramat rawan sentuhan, agar gelinjang getar-getar kenikmatan sarnpai mencapai puncak-puncak kepuasan vang Iebih tinggi dari semua ketinggian. 

Maka tibalah saatnya menyimak dan memahami wejangan Smaragama kepada pasangan suami istri: 

Ada dua perkara yang akan niengawali dan yang akan rnewarnai kehidupan suarni istri. Pertania tentang kesediaan menerima dan memberi. Kedua ihwal mengerti apa yang dirnihki dan tnensyukuri. 

Kesediaan menerinia kekarangan pasangannya, dan kesediaan memberi yang terbaik pada belahan jiwa, hendaknya dipaharni sebagai keikhlasan yang niscaya, demi terciptanya kebahagiaan rumah tangga. 

Hendaknya pula setiap suami dan setiap istri niengerti apa yang dimiliki, agar dapat mensyukuri. 

Dan ketahujlah wahaipengantin segaja usia, bahwa suami yang rela menjadi milik istrinya, dan istri yang ikhlas menjadi milik suaminya, sesungguhnya telah memiliki segala gairah. 

Kepada kalian telah diberikan indra penglihatan, tapi mengapa seringkali kalian sia-siakan, pemandangan yang lebih indah dan keindahan, dan yang menjanfikan petuaiangan mendebarkan? Maka segeralah kalian saling menyakeikan, panorama rabasia yang ada di sekujur badan, dipucuk bukit kembar; di batang tugu kerinduan, dan apabila seksama akan kalian temukan, permata yang disembunyikan ngarai berhutan." 
  
  

Dan Sangaji yang mulai terbelai birahi, saat melirik Salindri segera teijerat sensasi.Dan gairah sensasi birahi yang semakin meninggi, memang masib bisa dijinakkan oleh Sangaji dengan keunggulan akal budi.

Kemudian wejangan Smaragama kembali dibacakan: 

"Kepada kalian diberikan juga indra perasa dan pencil maka berciumanlah den gan masing-inasing pasangan, kecup-kucuplah haruni sekujur penjura badan, biarkan bibir kalian rnerasai nlanisnya mada kemesraan, bertualang inenjelajahi belantara perbukitan, memanjat tugu kerinduan, bergerak dalain tarian, mengembarai kelembutan ngarai berhutan, dan menernukan permata idaman...." 

Sangaji mendadak gagap, tiba-tiba terbisu, Ialu menatap Salindri, dan sama-sama tersipu. sarna-sama malu-malu, sama-sama ragu-ragu. Dan pipi Salindri segera merona merah jambu, rambutnya tersibak menggerai menuruni bahu, dan tengkuknya yang ditumbuhi bulu selembut beludru, berkerut merinding menyerupai kulit jeruk limau, saat jemari birahi mulai menjamah dan rnencumbu. Dan api gairah birahi Sangaji segera berkobar menderu, sensasi Iibidonya menggelinjang menggebu-gebu, sehingga di bawah pangkuannya yang terasa ngi!u seperti terimpit sebuah ulegan batu. 

Maka Sangaji menutup Kitab Smaragama, karena telali tiba saatnya mengecap malam pertama, dan menjelmakan rahasia keindahan seni bercinta, tak hanya dalain bentuk rangkaian kata-kata, tapi menjadi suatu tindakan nyata,  
  
 
 

 
  
  
 

 
 
Nulis Email Ke Webmaster
Kembali Ke halaman Utama
1