geocities.com/adilinux/iwax/
Creation date: 8/8/04
Intro...
Nutrisi sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Secara garis besar pemberian nutrisi tambahan (pupuk) bagi tanaman darat dan tanaman air adalah sama.
Yang membuat berbeda adalah efek -bila salah mengaplikasikan-nya- yang dihasilkan, bila didarat timbul efek dengan suburnya gulma disekitar tanaman induk, maka ditanaman air efeknya adalah timbulnya Alga (lumut) dalam jumlah banyak.
Tom Barr Estimate index adalah pendekatan baru dalam pemberian nutrisi dalam tanaman air berdasarkan metode Tom Barr [ref 7]. Sebelum ini kita mengenal pendekatan PMDD (Poor Man Dupla/Dosis[?] Drop) versi Sears Conlin dalam pemberian nutrisi dalam tanaman air [ref 5]. Baik metode PMDD atau metode Tom Barr bertujuan untuk mengontrol keberadaan alga.
NOTE: Tom Barr adalah ilmuwan aquatic plant dengan bidang khusus alga dan gulma air
Tulisan berikut ini akan memandu aquarist bahwa sesungguh-nya pemupukan PMDD di aquascape tidaklah serumit yang dikira. Apalagi bahan-bahan yang dibutuhkan pada umumnya tersedia di toko pertanian atau toko kimia. Tidak terpaku harus memasukkan bahan-bahan tersebut langsung dari luar negeri. Dengan adanya contoh perhitungan dosis diharapkan aquascaper dapat memberikan dosis yang tepat dan tidak lagi membabi buta. Selain itu dengan mengerti cara menghitung dosis, aquascaper diharapkan lebih bijaksana dalam membeli produk-produk pupuk.
Akhir-nya, bila tanaman dapat hidup subur diharapkan masalah alga dapat dikontrol jauh lebih mudah.
Tulisan ini sebetulnya hanyalah kesimpulan dari berbagai forum dan mailing list aquascape luar negeri, ditambah pengalaman dari kesalahan yang dialami oleh penulis.
Tulisan ini tidak mempunyai tendensi menyalahkan PMDD versi Sears-Conlin, bagaimanapun juga metode Sears-Conlin sudah memberikan ilham pada penelitian² pengunaan pupuk pada aquascape
Tom Barr Method...
Sebelum-nya, PMDD berdasarkan tulisan Sears-Conlin yang bertujuan untuk mengontrol alga. Pada dasarnya PMDD bertumpu pada hukum Liebig (Liebig's Law of Minimum) yang dimana isinya membatasi salah satu elemen penting untuk mengontrol alga. Dan elemen penting yang dibatasi adalah PO4.
Semua nutrisi yang dipakai oleh tanaman harus tersedia dalam jumlah yang proposional dan dibatasi agar tidak ada tidak kelebihan unsur untuk mencegah kesempatan alga berkembang.
Oleh karena itu dalam formula PMDD biasanya dihindari pemberian unsur P karena diasumsikan bahwa unsur P sudah dipenuhi dari feses ikan, sisa makanan atau daun yang membusuk.
Dan aquascaper dihantui untuk mencari pupuk dengan kadar N dan P rendah (target NO3 = 3~5 ppm).
Karena susahnya mencari pupuk dengan jenis/kondisi diatas, maka satu-satunya pilihan adalah memakai pupuk yang disediakan untuk aquascape atau mulai meracik sendiri ramuan PMDD.(FYI, campuran dalam PMDD (versi Sears Conlin) antara lain K2SO4, KNO3, MgSO4.7(H2O) dan trace elemen)
Metode Tom Barr, malah sebaliknya, pada intinya tidak menghiraukan masalah lumut. Aquascaper diminta untuk fokus pada kebutuhan nutrisi tanaman. Bila kebutuhan unsur-unsur nutrisi bisa disediakan pada waktu dan kondisi yang tepat, maka tidak ada istilah kelebihan nutrisi. Secara teoritis (dan sudah terbukti) tanaman dapat menyerap kelebihan nutrisi yang tersedia bila kebutuhan akan nutrisi yang lain terpenuhi. Bila hal ini dipenuhi maka, yang didapat adalah tanaman semakin subur, dan algapun dapat lebih dikontrol (kesempatan alga untuk mendapatkan nutrisi dapat dibatasi).
Pendekatan ini pula yang bisa membebaskan aquascaper dari ketergantungan pada rutinitas alat² tester. Cukup melihat pada progress yang berlangsung.
Tom Barr juga menyarankan untuk menambahkan unsur P dalam pupuk, dimana hal ini merupakan hal yang tabu dalam PMDD, atau bahkan dalam pikiran aquascaper selama ini.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan tersedianya unsur P (diwakili oleh DIP - PO4) akan membantu meningkatkan pengambilan unsur N oleh tanaman. Bahkan aquascaper diluar negeri, memakainya untuk men-traetment green spot/shit alga (GSA) yang biasanya menempel dikaca, hasilnya GSA berkurang » hilang dengan penambahan unsur P, tentunya bukan unsur P sebagai anti alga yang menghilangkan-nya, tentu sudah dapat anda pikirkan bukan? :-)
Tanggapan Tom barr pada PMDD adalah;
"I think PMDD was a super idea, it raised the bar up nicely from where we at back then.
PMDD assumes a PO4 limited tank is desirable and also at the same time a low Fe level is desirable. But a tank cannot have two limited nutrients at once. Nor does "excess" Fe and PO4 cause algae in a well run tank."
NPK...
Sebelum menuangkan pupuk kedalam aquarium, sebelumnya perlu diketahui pendekatan dasar yang dipakai oleh Tom Barr.
Tom Barr menekankan untuk memulai dari seberapa besar intensitas cahaya yang dipakai. Semakin tinggi intensitas cahaya-nya, semakin sering frekwensi pemupukan yang dilakukan dalam minggu. Demikian pula sebaliknya.
Kunci (setelah intensitas cahaya) selanjutnya dari metode Tom Barr adalah urutan prioritas dalam kebutuhan tanaman.
Dimulai dari cahaya (watt/gallon) » CO2 » N » gH » K » P » trace elemen (diwakili oleh Fe).
Mengapa cahaya menjadi kunci persoalan pemupukkan ??
- Logikanya semakin tinggi intensitas cahaya yang didapat tanaman, semakin tinggi pula proses memasak (fotosintesis).Dari sini mulai dari SD kita sudah diajarkan bahwa untuk fotosintesis tanaman membutuhkan CO2. Hal ini pula yang menyebabkan CO2 berada pada urutan kedua setelah cahaya
- Semakin tinggi aktifitas fotosintesis, semakin banyak nutrisi yang diambil dari air/tanah. Nutrisi yang dimaksud adalah Makro dan Mikro
- Semakin tinggi nutrisi yang diambil dari lingkungan sekitarnya, nutrisi semakin cepat habis.
- Karena-nya ketersediaan nutrisi menjadi sangat terbatas, maka kesempatan alga untuk hidup menjadi berkurang.
Sepintas lalu dibaca kata terbatas. Tapi terbatas disini berbeda dengan pendekatan PMDD sebelumnya, terbatas pada teori Sears Conlin di mulai dengan membatasi nutrisi sehingga tidak ada kelebihan nutrisi. Efek dari kondisi ini, memungkinkan tidak hanya alga yang kekurangan nutrisi, tetapi tanaman induk berada dalam kondisi yang genting pula (mudah jatuh pada kondisi kekurangan nutrisi). Padahal efek dari kekurangan nutrisi sama dengan tidak terjadi keseimbangan.
Maksudnya begini, misal untuk memproses protein dibutuhkan x gram N dan y gram P. Hal ini kita penuhi dengan kondisi dibatasi, tetapi karena kepadatan tanaman atau intensitas cahaya, maka dengan cepat salah satu unsur menjadi kurang. Akibatnya secara teoritis pemenuhan sudah dibatasi tetapi alga tetap juga muncul, hal ini sering dialami oleh aquascaper.
Bila salah satu dari kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka, alga mempunyai kesempatan untuk mengambil nutrisi yang tidak bisa dipakai oleh tanaman. (bayangkan bila alga adalah semut, dan tanaman adalah gajah, mana yang bisa bertahan hidup lebih lama pada kondisi yang terbatas ?)
Untuk tanaman air -dengan biomassa-nya yang besar- untuk mengolah sekian gram nutrisi menjadi protein membutuhkan sekian gram CO2. Bila CO2 berkurang, maka proses pembentukkan juga berkurang. Berbeda dengan alga, karena bio-massanya yang kecil, maka bila untuk tanaman hal tersebut sudah pada tahap berkurang, maka pada alga masih bisa disebut berkelebihan.
Demikian pula hal ini juga berlaku bila intensitas cahaya tinggi sedangkan unsur pendukung kurang, juga akan menyebabkan alga. Jadi bukan intensitas cahaya-nya berlebihan, tapi bisa jadi CO2 kurang banyak atau makro/mikro nutrient-nya kurang, sehingga menghambat proses pengambilan unsur² berikutnya
Pada metode Tom Barr, munculnya alga bukan didasarkan dari kelebihan nutrisi pada saat pemupukkan, tetapi lebih disebabkan kekurangan satu unsur, sehingga menggangu proses pengambilan unsur yang lainnya.
NO3
Pada PMDD dan metode Tom Barr diberikan tambahan unsur N. Hal ini mungkin menjadi pertanyaan bagi aquascaper di Indonesia dan juga diluar, bukankan unsur N juga memberi kesempatan munculnya Alga ?. Mungkin ini saat-nya untuk merubah persepsi.
Tanaman dan alga sama-sama membutuhkan unsur N untuk tumbuh. Baik tanaman dan alga mampu mengambil N dalam formasi NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat) [ref 3]. Untuk informasi, pupuk tanaman darat lebih banyak memakai formasi NH4 untuk unsur N.
Dari tulisan Diana Walstad diketahui bahwa tanaman (dan juga alga) lebih cendrung mengambil NH4 dari pada NO3 [ref 2]. Hal ini disebabkan proses pengambilan NH4 membutuhkan energi yang lebih sedikit dari pada NO3. Untuk memproses NO3 menjadi NH4 (sebelum dapat digunakan) akan membutuhkan energi sebesar 84 kcal/mol. Bila pada aquascape hanya terdapat NO3 sebagai sumber unsur N. Maka aquascaper sudah selangkah maju dalam mengontrol alga. Tanaman dan alga yang memakai NO3 sebagai sumber N dapat berkembang tumbuh besar (lhooo ???). Hanya saja khusus untuk alga, karena adanya proses energi untuk mengubah nitrat menjadi ammonium, maka kesempatan alga untuk membentuk spora baru dapat dihambat. Alga akan merasa bahwa kondisi lingkungan-nya belum mendukung untuk membentuk spora baru. Bila alga sudah dapat dikontrol maka tinggal membuang daun/gravel yang terinfeksi dan alga squat eater membereskan sisanya.
Hal ini juga yang menjelaskan kenapa aquascape dengan bio-load yang tinggi atau pemakaian pupuk tanaman darat (umumnya), akan menyebabkan penyebaran alga-nya sangat cepat, semenjak terintroduksi spora alga.
PO4
Unsur berikutnya yang (mungkin) menjadi pertanyaan bagi aquascaper adalah unsur P. Ya, kenapa pada metode Tom barr ditambahkan unsur P?.
Sebelumnya, tanaman dan alga dapat mengambil unsur P dalam formasi PO43- atau H2PO4-.
Sears dan Conlin benar bahwa kecukupan unsur P sudah didapatkan dari internal aquascape. Lagipula kebutuhan unsur P adalah yang paling sedikit dibandingkan N dan K (rasio bio-massa N:P:K sekitar 10:1:10).
Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa unsur P yang tersedia untuk tanaman terbagi atas 2 bagian [ref 6]:
- Dissolved Organic Phosphorus (DOP)
- P yang berasal dari bahan organik, feses ikan, daun busuk dan lain-lain
- Dissolved Inorganic Phosphorus (DIP)
- P yang berasal dari bahan buatan misal pupuk
DOP dengan bantuan bakteri akan diurai menjadi DIP. Dan tanaman hanya mempergunakan formasi DIP sebagai sumber P. Celakanya alga -dengan enzym khusus- sudah bisa mempergunakan DOP sebagai sumber P. Alga dan bakteri akan bersaing dalam mengolah DOP. Oleh karena-nya diperlukan unsur P tambahan untuk memenuhi kebutuhan.
Selain daripada itu, keberadaan unsur P dalam air juga akan mempercepat tanaman dalam mengambil unsur NO3 (dengan syarat: cahaya, CO2 dan K terpenuhi). Oleh karena itu pemberian unsur P -pada aquascape- dapat dijadikan alternatif untuk membantu mengurangi kadar NO3 yang tinggi, dari pada harus membeli bahan kimia untuk menghilangkan nitrat (nitrate remover).
K+
Kalium atau lebih dikenal sebagai potasium adalah unsur yang juga berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Tanaman membutuhkan konsentrasi K yang cukup tinggi untuk mengimbangi pengambilan unsur N dan P. Kekurangan K akan memperlambat proses lain pada kondisi high light.
Sebaliknya, kelebihan unsur K tidak diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya alga blom. Sayangnya ketersedia-an unsur K sangat terbatas. Unsur K yang didapat dari sisa makanan ikan atau feses ikan tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Biasanya aquascaper menambahkan unsur K bersama-sama dengan unsur lain dalam bentuk pupuk cair khusus aquascape.
Sayangnya konsentrasi K dari pupuk cair -biasanya- juga belum memenuhi kebutuhan.
Misal konsentrasi K dalam pupuk cair TMG adalah sebesar 0.79% (betul ?)
Untuk merubah dari % ke ppm bisa di hitung dengan panduan dosing-nya the krib [ref 4].
konsentrasi yang dituliskan dalam persen cukup dikalikan dengan 1000g/liter. didapat :
0.79% × 1000 = 7.9g/liter = 7.9 mg/ml
10 ml TMG akan memberikan 79mg K,
bila dicampurkan dengan 100 liter maka didapat :
79mg / 100 liter = 0.79 ppm.
Sangat jauh dari target 20~30 ppm. Oleh karenanya penambahan dari pupuk cair belum mencukupi dan harus di tambah lagi dari K2SO4 dan/atau KCl.
Ini bukan berarti pupuk cair aquascape tidak bagus/perlu. Pupuk cair tetap perlu dalam kapabilitas pemenuhan unsur-unsur mikro
Estimasi...
Dosis yang disarankan :
CO2 dengan kisaran 20~30 ppm
NO3 dengan kisaran 5~10 ppm
K+ dengan kisaran 20~30 ppm
PO4 dengan kisaran 0.4~1.0 ppm
Fe dengan kisaran 0.5 ppm atau lebih tinggi (?)
dengan nilai toleransi masing² unsur :
± 5 ppm CO2
± 1 ppm NO3
± 2 ppm K+
± 0.2 ppm PO4
± 0.1 ppm Fe
- CO2 sebaiknya menggunakan sistem tabung karena dapat dijaga outputnya stabil. Bila mempergunakan sistem DIY, anda tidak boleh lalai dengan rutinitas mengganti bila CO2 sudah habis. CO2 penting untuk selalu dijaga pada kisaran diatas 20 ppm (untuk semua intensitas cahaya low~high pada saat photo-period), bila sampai dibawah 20 ppm, kemungkinan-nya mengganggu proses pengambilan/pengolahan makro dan/atau mikro
- NO3 didapat dari KNO3 (potasium nitrat). Saya dapat pupuk ini seharga Rp 23.000 untuk ½ kg. Lucunya dapatnya bukan di toko pertanian melainkan di supermarket dibagian pertanian. Mungkin bila dibeli dari toko pertanian bisa lebih murah.
- PO4 di dapat dari senyawa KH2PO4 (Monobasic Potassium Phosphate), 1 kg-nya berharga Rp 17.000
- K+ didapat dari KNO3 , KH2PO4 , K2SO4 , serta KCl, harga 1 kg K2SO4 Rp 18.000, sedangkan harga KCl perkilo Rp. 20.000
Penerapan...
Asumsikan Aquarium mempunyai volume air-saja 100 liter.
Dengan bantuan Chuck Gadd Calculator dosis nutrisi bisa diperkirakan sesuai yang diperlukan.
didapat hasil :
Unsur |
NO3 |
K+ |
PO4 |
¼ sendok teh KNO3 |
8.23 |
5.42 |
0.00 |
0.1 gram KH2PO4 |
0.00 |
~0.00 |
0.70 |
¼ sendok teh K2SO4 |
0.00 |
7.86 |
0.00 |
Total |
8.23 |
13.28 |
0.70 |
Dari ke 3 unsur makro diatas yang sulit untuk diaplikasikan adalah unsur PO4. Sangat susah untuk menimbang 1 gram (kecuali punya timbangan emas), apalagi untuk menimbang 0.1 gram.
Untungnya hal ini bisa diakali dengan membuatkan larutan KH2PO4. Siapkan bahan kimia KH2PO4 1 sendok teh dan air suling (murni) sebanyak 250 ml. Campurkan dan aduk hingga rata bahan-bahan tersebut.
Hasilnya setiap tetes dari senyawa ini (untuk 100 liter air) akan memberikan kenaikan PO4 sebesar 0.15 ppm.
Jadi untuk mencapai ±1 ppm dapat diberikan 5~6 tetes. ( 6 × 0.15 = 0.9 )
Bila diperhatikan terlihat masih ada kekurangan dari masing-masing total NPK. Hal ini dapat dipenuhi dari feses ikan, sisa makanan atau juga daun yang membusuk dan/atau bila menggunakan pupuk cair. Dalam hal ini yang berperan adalah nilai toleransi yang diberikan. Bila dirasa unsur K+ masih kurang, anda bisa saja menambahkan dengan ¼ sendok teh KCl (silakan hitung dan jumlahkan berapa total nilai K sekarang)
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah unsur P dan trace elemen (Fe) akan sangat sulit diproses/olah bila unsur yang lain belum terpenuhi (CO2, NO3 dan K+) dalam jumlah yang cukup.
Dosis...
Patokan utama dalam frekwensi pemberian dosis adalah intensitas cahaya.
Dibawah 2 watt / pergalon (sekitar 0.53 watt/liter atau 1 watt untuk 1.88 liter) dimasukkan kategori low light
Diatas 4 watt/gallon (sekitar 1.06 watt/liter atau 1 watt untuk 0.94 liter) masuk kategori high light.
Antara 2~4 watt/gallon masuk dalam medium light
Sebelum mulai, sebaiknya tahu karakteristik/parameter air yang dipakai. Cukup sekali saja. Ini akan membantu menghindari kesalahan dosis.
Cara perlakuan dosis dalam rutinitas mingguan per 80 liter akuarium:
- Potong bagian tanaman yang sudah mati atau terinfeksi oleh alga.
- Sebaiknya bersihkan juga filter, untuk membersihkan spora alga yang mungkin menempel dipipa/dalam filter
- Ganti air sebanyak 50% dari total volume aquarium
- Mulai memberikan tambahan nutrisi
- ¼ sendok teh KNO3
- ¼ sendok teh K2SO4
- 0.1 gram KH2PO4
- 5~10 ml trace elemen dari pupuk cair
- pemberian dosis diulangi beberapa kali dalam seminggu tergantung intensitas cahaya
Bila aquascape termasuk dalam kelas high light, maka perlakuan pemberian dosis dapat diulangi seminggu 2~3 kali.
Bila aquascape termasuk dalam kelas low light, perlakuan dosis dikurangi minimal 1 minggu sekali, sedangkan ukuran dosis tetap.
Demikian juga untuk aquascape dengan densitas tanaman yang tidak padat diperlakukan sama seperti low light.
Bila ikan dalam aquascape cukup banyak atau diberi makan cukup (tidak dibatasi) mungkin penambahan KNO3 bisa dikurangi atau diabaikan. Agar tidak terjadi kelebihan NO3 yang menjadi racun untuk ikan.
Fungsi mengganti air setiap minggu
- untuk mereset kembali nilai nutrisi ke nilai awal,
- mencegah efek bila terjadi kesalahan dosis
- serta juga untuk menghidari terjadinya penimbunan salah satu nutrisi
Jadi wajib mengganti 50% air setiap minggu.
Hasil dari proses PMDD ini akan mulai tampak sekitar minggu ketiga setelah perlakuan rutin. Hal ini dikarenakan tumbuhan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi kimiawi air yang baru.
Implementasi dikatakan berhasil bila tanaman sudah tampak lebih subur, alga berkembang tapi tidak tumbuh pada tempat baru (tidak menyebar/tidak ada spora baru), serta tanaman akan mulai mengeluarkan gelembung udara pada saat proses fotosintesis (tapi hal ini terkait dengan suhu, dan bio-load yang mempergunakan O2 diaquascape).
Update dosing...[ref 8]
Ada perkembangan baru dalam pemberian dosis. Hal ini dikarena sulitnya aquascaper (luar negeri) mendapatkan K2SO4.
Tom barr dan Steve mengadakan riset tanpa memakai suplement K2SO4. Dan hasil dari riset menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan atau tidak dengan K2SO4. Unsur K+ untuk tanaman sudah cukup terpenuhi dari KNO3. Jadi aquascaper pada prakteknya bisa meng-eleminasi K+ dari bahan yang lain.
Kondisi diatas hanya berlaku untuk aquascape dengan bio-load kecil, sehingga N masih disupply dari KNO3. Untuk aquascape dengan supply N sebagian besar dari bio-load maka kebutuhan K+ dari penambahan KNO3 tidak bisa dilakukan, maka K2SO4 atau KCl dipilih sebagai alternatif.
Referensi...
Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat join ke mailing list aquascape indonesia di
Perhatian : Anda sedang bermain-main dengan bahan kimia berbahaya