![]() |
Home | Mukaddimah | Buletin | Berita Terkini |
Judul Asli :
Ushulus Sunnah
Penulis :
Imam Ahamad bin Hanbal
Penerbit:
Darul Manar cet.1 Th. 1411H.
Edisi Indonesia
Pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah
Penerjemah : Abu Abdillah Abdur Rahman Mubarak Ata
Editor : Team Al Atsari
Cetakan pertama, September 1999
Penerbit : Pustaka Al Mubarak
Alamat : Kp. Cikalagan Rt 02/10 Cileungsi (Depan pasar Cileungsi) Bogor-Jabar 16820 Telp. (021) 823 5220
KATA PENGANTAR
Akhir-akhir ini karena gencarnya dakwah yang dilakukan oleh Ahlul bidah dan makar yang dilakukan oleh orang-orang yang memusuhi Islam mengakibatkan umat Islam banyak yang tidak mengetahui pokok-pokok agama mereka.
Oleh sebab itu kami merasa terpanggil untuk menjelaskan aqidah Islam (Ahlus Sunnah waljamaah) kepada masyarakat luas agar mereka bisa mempelajari dan mengamalkannya.
Alhamdulillah, kami mendapatkan satu kitab, walaupun kecil bentuknya namun mengandung ilmu yang sangat besar dan bermanfaat bagi kaum muslimin di dunia dan akhirat. Buku karya Imam Ahlus Sunnah Ahmad bin Hanbal ini berisi pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah yang sudah banyak dilupakan oleh kaum muslimin.
Akhirnya mudah-mudahan ini merupakan sumbangsih kami dalam menyebarkan Dakwah Salafiyah Ahlus Sunnah wal jamaah, dan mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat bagi segenap pembaca khususnya dan kaum muslimin pada umumnya. Amin.
Tak lupa segala kritik dan saran tetap kami harapkan demi kesempurnaan risalah ini, karena kami yakin kami adalah orang yang dhaif, semoga Allah meridhai kita semua.
Penerbit Al Mubarak
Bismillahirrahmanirrahim
MUQADDIMAH
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, akhir hidup yang baik adalah balasan bagi orang yang bertaqwa. Tiada permusuhan melainkan kepada orang yang dzalim. Aku bersaksi bahwasanya Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi Nya Al Mulk, Al Haq dan Al Mubin, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Nya penutup para Nabi Salallahualaihiwasallam dan imamnya orang-orang yang bertaqwa, shalawat dan salam Allah semoga dilimpahkan kepadanya, kepada keluaga dan shahabatnya dan kepada orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Ama Badu, Sesungguhnya Allah Taala telah mengutus rasul Nya Muhammad dengan petunjuk dari agama yang benar sebagai rahmat bagi seluruh alam, tauladan bagi orang yang beramal shalih dan hujjah bagi seluruh manusia. Beliau telah menjelaskan dengan petunjuk dan agama yang benar serta dengan apa yang telah turun kepadanya yakni Al Qur'an dan hikmah (Sunnah) semua perkara yang mengandung kebaikan bagi manusia dan bisa membuat mereka istiqamah dalam masalah agama ataupun dunia, yaitu penjelasan tentang masalah aqidah yang benar dan amalan-amalan yang baik, akhlak yang utama dan adab yang tinggi.
Rasulullah Salallahualaihiwasallam meninggalkan umatnya diatas jalan yang putih, malamnya seperti siangnya tidak ada yang menyeleweng dari jalan tersebut kecuali orang yang binasa.
Berjalanlah umat yang mentaati Allah dan Rasul Nya diatas manhaj tersebut, mereka adalah makhluk yang terbaik, mereka itu adalah para sahabat dan tabiin serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, menjalankan syariat Allah, berpegang teguh dengan Sunnah Rasululah, menggigitmya dengan gigi geraham mereka, sehingga mereka menjadi kelompok yang terus mendapatkan kemenangan, tidak terganggu oleh orang yang menyakiti atau menyelisihi mereka, hingga datangnya urusan Allah mereka tetap dalam keadaan demikian.
Kita - Alhamdulillah berjalan mengikuti jejak mereka yang dikuatkan oleh AlQuran dan Sunnah. Kita berkata demikian dalam rangka menceritakan nikmat Allah dan menerangkan apa yang wajib dilakukan oleh seorang mukmin.
Dan kita minta kepada Allah untuk menetapkan hati kita dan saudara-saudara yang muslim dalam memegang perkataan yang kokoh di dunia dan akhirat dan kita meminta kepada Nya untuk memberikan rahmat Nya kepada kita, sesungguhnya Dia Maha Pemberi.
Darul Manar merasa senang bisa ambil bagian dalam menyebarkan kitab ushul Sunnah karya imam yang mulia Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Kitab ini telah disebarkan pada awalnya di majalah Mujahid nomor 28/29 bulan Syaban-Ramadhan 1411H, dan itu adalah nuskhah makhtuthat dengan tulisan Muhadits Muhammad Nashiruddin Albani, Mudah-mudahan Allah memberinya kebaikan dan memberikan manfaat ilmunya pada kita.
Darul manar telah mentakhrij, meneliti serta mencetaknya kembali. Kita meminta kepada Allah agar menjadikannya bermanfaat bagi seluruh muslimin. Shalallahuala Nabiyyina Muhammad Waala alihi wa ashabihi ajmain,
PENERBIT
Darul Manar
POKOK-POKOK SUNNAH MENURUT IMAM AHMAD BIN HANBAL RAHIMAHULLAH
Telah mengabarkan kepada kami Syaikh Abu Abdillah Yahya bin Abi Hasan bin AlBanna, ia berkata:"Ayahku Abu Ali Hasan bin Al Banna mengabarkan kepada kami:"Telah mengabarkan kepada kami Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Bisyran Al Muadil:"Aku adalah Utsman bin Ahmad bin As Samk :"Telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad Al Hasan bin Abdul wahab Abu Nabri, beliau telah membaca kitabnya pada bulan Rabiul awal Th. 293H. ia berkata:"Telah mengabarkan kepada kami Abu Jafar Muhammad bin Sulaiman Almuqri Al Bashri Di Tunisia :"Telah mengabarkan kepadaku Abdus bin Malik Al Athar :"Aku mendengar Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal berkata :"Pokok-pokok Sunnah (Islam) disisi kami adalah:
2. Al Quran adalah kalamullah bukan makhluk, tidak benar hanya mengatakan :"bukan makhluk". Sesungguhnya kalamullah itu bukanlah sesuatu yang terpisah dari Dzat Allah, dan sesuatu yang berasal dari dzatnya itu bukanlah makhluk. Jauhilah berdebat dengan orang yang hina dalam masalah ini dan dengan orang lafdziyah (Ahlul bidah yang mengatakan lafadzku ketika membaca Al Quran adalah makhluk) dan lainnya atau dengan orang yang tawaquf (Abstain) dalam masalah ini yang berkata :"Aku tidak tahu Al Quran itu makhluk atau bukan makhluk tetapi yang jelas Al Quran adalah kalamullah", orang ini (yang tawaquf ) adalah ahlul bidah seperti orang yang mengatakan Al Quran adalah makhluk. Ketahuilah (keyakinan ahlus Sunnah adalah) Al Quran adalah kalamullah bukan makhluk.
3. Beriman dengan ruyah (bahwa kaum mukminin akan melihat Allah) pada hari kiamat sebagaimana diriwayatkan dari Nabi Salallahualaihiwasallam dalam hadits-hadits yang shahih
4. Nabi Salallahualaihiwasallam sungguh telah melihat Rabbnya, hal ini telah matsur dari rasulullah Salallahualaihiwasallam diriwayat kan oleh Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan diriwayatkan oleh Al Hakam bin Iban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, diriwayatkan pula oleh Ali bin Zaid dari Yusuf bin Mihram dari Ibnu Abbas, dan kita memahami hadits ini sesuai dengan dhahirnya sebagaimana datangnya dari rasulullah Salallahu alaihiwasallam dan berbicara (tanpa ilmu) dalam hal ini adalah bidah, akan tetapi kita wajib beriman dengannya sebagaimana dhahirnya dan kita tidak berdebat dengan seorangpun dalam masalah ini.
Seorang hamba akan ditimbang pada hari kiamat, dan beratnya tidak seberat sayap nyamukpun" dan akan ditimbang amalan para hamba sebagaimana disebutkan dalam atsar, maka wajib bagi kita untuk beriman dan membenarkannya, serta berpaling dari orang-orang yang menentangnya serta (kita harus) meninggalkan perdebatan.
6. Sesungguhnya para hamba akan berbicara dengan Allah pada hari kiamat tanpa adanya penerjemah antara mereka dengan Allah dan kita wajib mengimaninya.
7. Beriman kepada haudh (telaga) yang dimiliki oleh Rasulullah Salallahualaihiwasallam pada hari kiamat, yang akan didatangi oleh umatnya, luasnya seperti panjangnya yaitu selama perjalanan satu bulan, bejana-bejananya seperti banyaknya bintang-bintang dilangit, hal ini sebagaimana diberitakan dalam khabar-khabar yang benar dari banyak jalan.
8. Beriman dengan adanya adzab kubur.
9. Sesungguhnya umat ini akan diuji dan ditanya dalam kuburnya tentang Iman, Islam, siapa Rabbnya dan siapa Nabi Salallahualaihiwasallamnya. Munkar dan Nakir akan mendatanginya sebagaimana yang Dia kehendaki dan inginkan. Kita wajib beriman dan membenarkan hal ini.
10. Beriman kepada syafa`at Nabi Salallahualaihiwasallam dan kepada suatu kaum yang akan keluar dari neraka setelah mereka terbakar dan menjadi arang, kemudian mereka akan diperintahkan menuju sungai di depan pintu syurga (sebagaimana diberita kan dalam atsar) sebagaimana dan seperti apa yang Dia kehendaki, kita wajib beriman dan membenarkan hal ini.
11. Beriman bahwa Al-Masih Ad-Dajjal akan keluar, tertulis diantara kedua matanya (kafir/bahasa arab) dan beriman dengan hadits-hadits yang datang tentang masalah ini beriman bahwa ini akan terjadi .
12. Beriman bahwa Isa bin Maryam akan turun dan membunuh dajjal di pintu Ludh.
13. Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang, sebagaimana telah diberitakan dalam hadits :
"Orang mumin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik ahlaqnya", dalam hadits lain:
"Barang siapa meninggalkan shalat sungguh ia telah kafir","Tidak ada amalan yang kalau ditinggalkan orang menjadi kafir kecuali shalat". Maka barang siapa meninggalkan shalat ia menjadi kafir dan Allah telah menghalalkan membunuhnya.
14. Sebaik-baik umat setelah Nabi Salallahualaihiwasallamnya adalah Abu bakar Asshidiq, kemudian Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, kita mengutamakan tiga shahabat ini sebagaimana Rasulullah Salallahualaihi wasallam mengutamakan mereka, para shahabat tidak berselisih dalam masalah ini, kemudian setelah tiga orang ini orang yang paling utama adalah ashabus syura (Ali bin Abi Thalib, Zubair, Abdur Rahman bin Auf, Saad dan [Thalhah]*) seluruhnya berhak untuk menjadi khalifah dan imam. Dalam hal ini kita berpegang dengan hadits Ibnu Umar :
"Kami menganggap ketika rasulullah Salallahualaihiwasallam masih hidup dan para sahabatnya masih banyak yang hidup, bahwa sahabat yang terbaik adalah : Abu bakar, Umar dan Utsman kemudian kita diam (tidak menentukan orang keempat)", kemudian setelah ashabus syura orang yang paling utama adalah orang yang ikut perang badar dari kalangan muhajirin kemudian dari kalangan anshar sesuai dengan urutan hijrah mereka, yang lebih dulu hijrah lebih utama dari yang belakangan, kemudian manusia yang paling utama setelah para sahabat adalah generasi yang beliau diutus pada mereka dan sahabat yang pernah bersahabat dengan beliau selama satu tahun, satu bulan, satu hari atau satu jam, siapa yang pernah melihat rasulullah Salallahualaihiwasallam maka dia termasuk sahabat rasulullah Salallahualaihiwasallam. Dia mempunyai keutamaan sesuai dengan lamanya dia bersahabat dengan rasulullah Salallahualaihiwasallam, dia lebih dulu masuk Islam bersama rasulullah Salallahualaihi wasallam, mendengar dan melihatnya (merupakan satu keutamaan baginya pent). Orang yang paling rendah persahabatannya dengan rasulullah Salallahualaihiwasallam tetap lebih utama dari pada generasi yang tidak pernah melihatnya, walaupun mereka bertemu dengan Allah dengan membawa seluruh amalannya. Mereka yang telah bersahabat dengan Nabi Salallahualaihiwasallam telah melihat dan mendengar beliau lebih utama karena persahabatan mereka - dari kalangan tabiin walaupun mereka (Tabiin) telah beramal dengan semua amal kebaikan.
15. Mendengar dan taat pada Imam dan Amirul mukminin yang baik ataupun yang fajir.dan juga wajib taat kepada orang yang menjabat kekhalifahan karena manusia telah berkumpul (baiat) dan ridha kepadanya, dan juga taat kepada orang yang memberontak mereka dengan pedang hingga menjadi khalifah dan dinamakan amirul mukminin.
16. Jihad terus berlangsung bersama Imam hingga hari kiamat dengan imam yang baik ataupun fajir tidak boleh ditinggalkan.
17. Pembagian harta fai (harta rampasan yang diambil tanpa melalui peperangan terlebih dahulu) dan pelaksanaan hukum-hukum had dilakukan oleh imam, dan hal ini terus berlangsung tidak boleh seorangpun mencela mereka dan tidak boleh pula membantah mereka.
18. Memberikan zakat (shadaqah) kepada mereka dibolehkan dan teranggap, barang siapa yang yang memberikannya kepada mereka maka sudah cukup baginya, Imamnya baik ataupun fajir.
19. Shalat Jumat dibelakang Imam dan dibelakang orang yang dipilih oleh Imam sudah cukup dan sempurna dan dilakukan dengan dua rakaat, barang siapa yang mengulang shalatnya maka dia adalah seorang ahlul bidah yang meninggalkan atsar dan menyelisihi Sunnah. Dia tidak mendapatkan keutamaan shalat Jumat sedikitpun jika menganggap tidak boleh shalat dibelakang Imam yang baik ataupun yang dhalim, Sunnah mengajarkan untuk shalat bersama mereka dua rakaat, kita beragama dan meyakini ( 2/4 ) bahwa itu sudah sempurna jangan sampai ada suatu perasaan apapun dalam dadamu tentang masalah tersebut.
20. Barang siapa yang memberontak kepada Imam kaum muslimin setelah mereka berkumpul dan mengakuinya sebagai khalifah, dengan cara apapun dengan ridha maupun dengan paksa, maka pemberontak itu telah memecahkan persatuan kaum muslimin dan menyelisihi atsar dari Rasulullah Salallahualaihiwasallam, kalau dia mati dalam keadaan memberontak maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah.
21. Tidak dihalalkan atas seorangpun memerangi sulthan atau memberontaknya, barang siapa yang melakukannya maka dia adalah mubtadi (Ahlul bibah), sudah tidak diatas Sunnah dan jalan yang lurus.
22. Memerangi para pencuri dan khawarij diperbolehkan jika mereka mengancam jiwa dan harta seseorang. Jika demikian seseorang dibolehkan untuk memeranginya dalam rangka membela jiwa dan hartanya sebatas kemampuannya, tapi dia tidak boleh mencari atau mengejar mereka jika mereka memisahkan diri atau meninggalkannya, tidak boleh seorangpun mengejarnya kecuali Imam atau pemerintah muslimin. Tapi yang diperbolehkan itu adalah membela dirinya ditempat kejadian, dan tidak berniat untuk membunuh seorangpun, kalau pencuri (khawarij ) tersebut mati** ditangannya ketika ia membela diri maka Allah akan menjauhkan orang yang terbunuh , dan kalau dia (yang bela diri ) yang terbunuh dalam keadaan membela diri dan hartanya, aku mengharapkan dia mati syahid sebagaimana dalam hadits-hadits, seluruh atsar dalam masalah ini (1/5) hanya menyuruh untuk memeranginya dan tidak memerintahkan untuk membunuh atau mengintainya, tidak diperbolehkan*** membunuhnya kalau dia tersungkur atau terluka, kalau menjadikannya sebagai tawanan juga tidak boleh dibunuh, dan jangan dihukum had olehnya sendiri, akan tetapi hendaknya urusan tersebut diserahkan kepada orang yang telah Allah tunjuk sebagai Imam (qadhi) untuk menghukumnya.
23. Kami tidak mempersaksikan (memastikan ) seorang ahlu qiblah dengan amalannya akan masuk syurga atau neraka. Kami mengharapkan orang yang shalih (untuk masuk syurga-pent.), dan kami juga mengkhawatirkan serta menakutkan orang yang berbuat jelek dan dosa (untuk masuk neraka,pent) dan kami mengaharapkan rahmat Allah untuknya
24. Barang siapa yang bertemu dengan Allah dengan membawa dosa yang bisa memasukkannya dalam neraka- tapi dia taubat tidak terus menerus melakukan dosanya- maka sesunguhnya Allah menerima taubat hambanya serta memaafkan kejelekannya.
25. Barang siapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan telah ditegakkan atasnya hukum had didunia maka itulah penghapus dosa baginya, sebagaimana telah ada khabar dari rasulullah Salallahualaihiwasallam .
26. Barang siapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan terus menerus melakukan dosa, dan tidak bertaubat dari dosa-dosa yang mengharuskan ia dihukum oleh Allah, maka urusannya dikembalikan kepada Allah, kalau Allah menghendaki Dia akan mengadzab orang tersebut dan jika tidak Allah akan mengampuninya.
"Janganlah kalian kembali menjadi kafir jika aku telah wafat, sebagian kalian membunuh sebagian yang lainnya", dan seperti :
"Jika dua orang muslim berkelahi dengan membawa pedang mereka maka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka", dan seperti :
"Mencerca muslim adalah fasiq dan membunuhnya adalah suatu kekufuran", dan seperti:
"Barang siapa yang mengatakan kepada saudaranya "Ya kafir" maka sifat tersebut akan kembali (mengenai) salah seorang diantara keduanya". Dan seperti :
"Kufur pada Allah melepaskan **** nasab walaupun sedikit". Dan seperti hadits-hadits ini yang shahih dan dihapal, kita harus menerimanya walau tidak tahu tafsirnya (1/6) kita tidak mempersalahkan dan tidak pula memperdebatkannya, dan tidak kita tafsirkan kecuali dengan hadits yang lebih shahih dari itu.
"Aku masuk ke syorga akupun melihat istana disana, aku juga melihat alkautsar" dan "Aku lihat ke sorga akupun bisa melihat bahwa kebanyakan penduduk syorga adalah ini, dan aku lihat neraka dan aku lihat kebanyakan penghuninya adalah ini (Wanita-pent), barang siapa yang menyangka keduanya belum ada saat ini berarti dia telah mendustakan Al Quran dan hadits-hadits rasulullah Salallahualaihiwasallam dan aku tidak mengira (menganggap) orang ini beriman atas adanya syorga dan neraka.
Akhir risalah:
Walhamdulillahi wahdah, wa shalawatuhu ala Muhammad wa alihi wasallam Taslima.
Telah mendengar seluruh risalah ini dari lafadz Syaikh Imam Abu Abdillah Yahya bin Abi Ali Hasan bin Ahmad AlBanna dengan riwayat dari dua orang tuanya Syaikh Imam Muhadzab abu Mudzfar Abdul Malik bin Ali bin Muhammad Alhamdani dia berkata : "Dengan ini aku beragama kepada Allah", telah mendengar penulis pemilik nuskhah dan penulisnya Abdurrahman bin hibatullah bin Mirad alharani, ini terjadi diakhir bulan rabiul awal 529 H.
Alhamdulillah : Telah mendengarnya dari lafadzku anakku yang bernama Abu Bakar Abdullah dan saudaranya Badarudin Hasan dan ibunya Balbal bintu Abdullah dan telah mendengar pula sebagian risalah ini Abdul Hadi, Telah shahih (benar) hal ini terjadi pada hari senin 17 jumadil awal Th. 897 H, aku bolehkan bagi mereka untuk meriwayatkannya dariku dan juga seluruh yang aku riwayatkan dengan syaratnya. Yang menulis Yusuf Abdul Hadi.
Telah berkata penulisnya kepada dirinya sendiri Muhammad Nashiruddin Al albani:
Aku selesai menulisnya dari makhtutath khatiyah di Dhahiriyah Damaskus (Majmu 68 10-15). Sesaat sebelum dhuhur Rabu 6 Syaban 1373H.
Darul manar berharap orang yang membaca risalah ini untuk mendoakan mereka, shalallahuwasallama ala Nabiyina Muhammad Salallahualaihiwasallam wa ala alihi wa ashabihi ajmain.
DAFTAR ISI