Edisi 27 September 1998
-- - BERITA UTAMA
INDEKS :
BERITA UTAMA
MADHAPI
FOKUS
BERAKHIR PEKAN
ROMANTIKA KEHIDUPAN
SUARA  HATI PELAJAR
OLAHRAGA
SURAT PEMBACA

KONTAK :
REDAKSI
PERUSAHAAN

GRUP PIKIRAN RAKYAT

PM Mahathir Tak Sebutkan Tuduhan atas Anwar
Kuala Lumpur Ricuh Lagi

KUALA LUMPUR, (PR).-
Ibukota Malaysia kembali dilanda kericuhan. Ribuan orang, termasuk para pendukung mantan Deputi PM Anwar Ibrahim, yang berkumpul di Lapangan Merdeka, Sabtu (26/9) dibubarkan polisi secara kasar. 

Polisi menggunakan "meriam air" (kanon), gas air mata dan pentungan untuk membubarkan pertemuan akbar di Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. Belum ada laporan korban cedera, namun polisi menangkapi puluhan orang dan membiarkan yang lainnya bergerak mundur sambil meneriakkan slogan-slogan mendukung Anwar dan mengangkat berbagai poster. 

Ribuan aktivis berkumpul meski polisi sudah menutup seluruh jalan yang mengarah ke Lapangan Merdeka, tempat diumumkannya kemerdekaan Malaysia dari Inggris tahun 1957. Berdiri di sepanjang barikade, mereka meneriakkan slogan "Reformasi ...Reformasi", yang disambut polisi anti huru-hara dengan semprotan air, tembakan gas air mata dan pentungan. 

Rencananya para aktivis pendukung Anwar ini akan melakukan aksinya di tiga mesjid yang berada di sekitar lapangan Merdeka. Sebagian dari para demonstran itu ada yang memperlihatkan sebuah buku berjudul "Anwar : Skandal Seks atau Konspirasi Politik".

Punya bukti 

Kemelut politik di Malaysia tak juga menunjukkan titik terang, sejak penangkapan Anwar Ibrahim dan rekan-rekanya, pekan lalu. PM Mahathir mengatakan, Anwar Ibrahim akan diadili jika para pendukungnya berhenti melakukan kerusuhan, namun ia tak menyebutkan tuduhan apa yang akan didakwakan kepada Anwar.

Menurutnya, sekalipun Anwar tengah ditahan berdasarkan ISA, ia masih tetap dapat meminta para pendukungnya berhenti melakukan aksi kerusuhan. 

Pernyataan itu disampaikan Mahathir ketika menjawab wartawan yang menanyakan apakah penundaan penjatuhan dakwaan resmi terhadap Anwar di pengadilan disebabkan kurangnya bukti untuk dapat menuduh keterlibatan Anwar dalam serangan seksual. 

PM Mahathir, yang sejak beberapa hari terakhir gencar mengungkap contoh tuduhan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan Anwar, termasuk hubungan homoseksual itu, mengatakan ia merasa yakin mayoritas masyarakat percaya bahwa Anwar bersalah. 

Namun ia mengatakan, Anwar yang dipecat 2 September lalu dan ditahan pekan lalu, tampaknya menyatakan dirinya tak akan diadili secara adil. "Jika ia terbukti bersalah, ia dapat mengatakan kepada semua orang bahwa ia tidak mendapat perlakuan yang adil," ungkap Mahathir kepada wartawan saat meresmikan Pameran dan Konferensi Waralaba Malaysia '98 di Kuala Lumpur.

Ketika ditanya mengapa ia tidak segera mengungkap masalah (kegiatan homoseksual yang dituduhkan dilakukan Anwar) itu setelah memperoleh informasi dari Inspektur Jenderal Polisi saat itu, Tun Haniff Omar, lima tahun lalu, Mahathir mengatakan saat itu ia tidak percaya Anwar melakukan tindakan semacam itu.

"Sekarang saya memiliki bukti bahwa saya tidak akan terkecoh," katanya, seraya menampik bahwa semua tuduhan terhadap Anwar dilandasi motivasi politik. 

Mahathir juga menyebut Anwar sebagai "pembohong besar" ketika ia menuduh bendahara partai berkuasa UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu), Tun Daim Zainuddin mentransfer dana UMNO senilai semiliar ringgit Malaysia ke Swiss dengan menumpang penerbangan komersial. 

"Mengapa Daim harus membawa uang sebanyak itu dengan menggunakan pesawat komersial, padahal ia memiliki pesawat jet pribadi?," katanya menjawab pertanyaan itu.

Pertanyaan itu dilontarkan berkaitan dengan adanya rekaman video pidato Anwar yang ditayangkan televisi CNBC Asia yang menuduh Daim membawa sejumlah besar uang ke luar dari Malaysia dengan menggunakan penerbangan komersial.

Seruan oposisi

Sementara itu, pemimpin oposisi Malaysia, Sabtu (26/9) (26/9) mendesak agar Jaksa Agung menghentikan tuduhan PM Mahathir Mohamad terhadap Anwar Ibrahim yang ditahan karena melakukan penyimpangan seksual.

Karpal Singh pengacara dari Partai Oposisi Aksi Demokrasi mengatakan, Mahathir seharusnya membiarkan hukum ditegakkan dan tanpa melakukan suatu tindakan apapun sampai benar-benar terbukti bersalah atas tindakan suatu kejahatan.

"Saya mendesak agar Jaksa Agung Mokhtar Abdullah untuk memberikan pandangan kepada perdana menteri agar mengambil tindakan legal dan menahan diri untuk membuat tuduhan sehubungan dengan penyimpangan seksual terhadap Anwar Ibrahim," tutur Singh dalam pernyataannya. 

Ia mengatakan tindakan Mahathir dengan menjelek-jelekan Anwar sebagai mantan deputi perdana menteri dan penahan atas dasar ISA tentu tidak membuat simpatik publik. "Perdana menteri seharusnya tidak bertindak main hakim sendiri, seolah dirinya penguasa di dalam sidang pengadilan," tutur Singh.

Ia menuduh Mahathir telah mengendalikan pengadilan dan media untuk menentang Anwar. "Pengadilan telah dipengaruhinya atas tuduhannya," ujar Singh. 

Mahathir menuduh Anwar telah melakukan sodomi dan hal itu merupakan suatu tindak kejahatan di Malaysia yang sebagian besar berpenduduknya beragama Islam. (AFP/AP/rs/ha)*** 


HAK CIPTA © PT PIKIRAN RAKYAT BANDUNG, 1997
WEB DIRANCANG DWI SETYADI - BPPTI EDITORIAL
  1