Edisi 23 September 1998
-- - BERITA UTAMA
INDEKS :
BERITA UTAMA
TAJUK RENCANA
ATANG RUSWITA
BANDUNG RAYA
JAWA BARAT
NUSANTARA
EKONOMI
OLAHRAGA
ARTIKEL
SURAT PEMBACA

IKLAN MINI BARIS

KONTAK :
REDAKSI
PERUSAHAAN

GRUP PIKIRAN RAKYAT

PM Mahathir Bantah Berlakukan Keadaan Darurat
Istri Anwar Diperiksa 

SINGAPURA, (PR).-
Istri mantan Deputi PM tersingkir Anwar Ibrahim, Selasa (22/9) mempertahankan haknya untuk berbicara, meski polisi menyatakan hendak memeriksanya menyusul pernyataan dirinya yang mencemaskan keselamatan jiwa Anwar, televisi Singapura melaporkan.

Polisi di Kuala Lumpur menyelidiki wawancara Wan Azizah Wan Ismail dengan televisi BBC ketika ia menyatakan khawatir akan keselamatan suaminya dan ia telah mendengar mungkin suaminya akan disuntik virus HIV. 

Dalam wawancara dengan Television Corporation of Singapore (TCS), Azizah mengatakan, ia telah menguji haknya untuk berbicara. "Saya punya hak untuk berbicara sebagai warga negara dari sebuah negara demokratis dan Islami," ujarnya kepada TCS News.

Azizah, pada kesempatan konferensi pers sebelumnya mengatakan, sejumlah perwira polisi yang datang ke rumah kediamannya tak lagi memberikan peringatan untuk mengambil tindakan terhadap dirinya. "Mereka tak lagi memberikan peringatan nyata," ujarnya sebelum polisi memasang barikade di sekitar jalan menuju ke rumah kediaman Anwar dan mengusir secara kasar orang-orang yang berkumpul di sana.

Kepada TCS News, Azizah menegaskan, penangkapan Anwar memberikan jalan baginya untuk melanjutkan gerakan reformasi yang dikampanyekan sang suami. "Tentu saja saya sedih suami saya telah diambil ...tetapi itu tak akan menghentikan saya," ujarnya. 

"Saya harus memimpin gerakan reformasi ...itulah apa yang ia katakan kepada saya, ia katakan kepada orang-orang. Saya di sini sementara sifatnya sampai Anwar kembali," lanjutnya.

Wan Azizah Wan Ismail, yang dokter spesialis mata, tetap menyerukan kepada para pendukung suaminya untuk terus menyebarkan kampanye reformasi secara teratur melalui saluran yang benar agar tidak terjadi kekerasan yang akan menimpa mereka. "Kita tidak menginginkan reformasi berakhir dengan kekerasan. Kita menghendaki reformasi secara aman dan sempurna," ujarnya. Kepada para pendukung Anwar, ia mengingatkan untuk tidak melakukan kekerasan, tidak melakukan keributan dan selalu bersikap tenang.

Dikepung

Polisi anti huruhara Malaysia yang dibantu tentara mengepung rumah mantan Deputi PM Anwar Ibrahim Selasa (22/9) setelah menempatkan penghadang jalan dan membubarkan ratusan pendukung Anwar yang kini ditahan itu.

"Jika mereka berkumpul di luar rumah itu, mereka akan diminta bubar. Berkumpul lima orang atau lebih adalah suatu perbuatan yang ilegal. Jika mereka tidak membubarkan diri, kami akan mengambil tindakan," kata seorang petugas polisi dari satuan kriminal.

Lebih dari 200 orang termasuk istri Anwar, Azizah berada di rumah itu dan beberapa orang masih berada di luar rumah tersebut kendatipun polisi telah memperingatkan mereka agar meninggalkan lokasi tersebut. 

Sekitar 50 polisi melakukan penjagaan di daerah depan rumah itu dan sejumlah truk yang mengangkut polisi anti huruhara di parkir di jalan belakang rumah tersebut.

Ini adalah untuk pertama kalinya polisi dikerahkan di belakang rumah itu sejak Anwar dipecat. Menyusul peringatan-peringatan polisi itu, Azizah sebelumnya mengatakan tidak akan ada lagi pertemuan untuk menyerukan reformasi dan tuntutan pengunduran diri PM Mahathir Muhammad.

Lebih dari 100 polisi anti huruhara tiba di tempat itu Senin (21/9) petang untuk menempatkan barikade di depan rumah itu. "Ini bukanlah untuk mengintimidasi atau menakuti penduduk. Mereka bebas untuk datang menyampaikan simpati. Kami hanya tidak menginginkan mereka berdiri di luar rumah itu karena ini dapat menggangu penduduk lainnya," kata seorang perwira polisi.

Para pembantu Anwar, yang ditahan berdasarkan Undang-Undang

Keamanan Dalam Negeri (ISA) yang memungkinkan seseorang ditahan untuk waktu tidak terbatas dan tanpa diadili, mengatakan ada usaha-usaha untuk mencegah Azizah dan rumah itu menjadi pusat bagi gerakan reformasi.

Azizah, 46 tahun diminta untuk tidak berbicara dalam rapat-rapat umum, walaupun ia berikrar akan terus berbicara dengan wartawan untuk membela suaminya. 

Keadaan darurat

PM Malaysia Mahathir kemungkinan akan memaklumkan keadaan darurat untuk mendiskreditkan lebih jauh para pendukung Anwar, kata seorang mantan anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Selasa (22/9). Marina Yusof, yang bertugas empat periode di dewan pembuat keputusan UMNO, mengemukakan kepada AFP, PM berusia 73 tahun itu "seorang pendendam" dan ini terlihat dengan penahanan ketua sayap pemuda UMNO Senin (21/9) yang berusaha menghina dia dalam satu kongres partai itu awal tahun ini.

Berbicara dalam suatu wawancara di rumah Anwar, Marina memperkirakan tentang langkah Mahathir mendatang menyusul perintah penahanan Anwar dan paling tidak tujuh pendukungnya berdasarkan ISA itu. "Saya kira Dr.Mahathir mungkin akan memaklumkan keadaan darurat," katanya.

Tapi Mahathir, yang berbicara dalam jumpa wartawan Selasa (22/9) siang, membantah rencana seperti itu. Menurutnya, kendatipun "beberapa ribu orang" mendukung Anwar "mayoritas sangat besar" rakyat Malaysia yang berjumlah 22 juta jiwa "sangat gembira" dengan tindakan pemerintah. "Saya kira tidak ada alasan untuk memberlakukan keadaan darurat," ujarnya. 

Marina secara terang-terangan mendukung Anwar sejak ia dipecat dari UMNO 4 September. Dalam wawancara itu, Marina mengatakan ia mendukung seruan Azizah untuk meningkatkan perjuang bagi keadilan meskipun polisi telah berbuat kasar terhadap para pendukung Anwar. "Situasi kini tegang tapi gerakan reformasi harus dilanjutkan," ujarnya. (AFP/AP/ha)*** 


HAK CIPTA © PT PIKIRAN RAKYAT BANDUNG, 1997
WEB DIRANCANG DWI SETYADI - BPPTI EDITORIAL
  1