![]() |
||
|
Pangdam Pattimura akan Panggil Wakil Ketua MUI Maluku
Republika : 17 Februari 2000
AMBON -- Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI Max Markus Tamaela, akan memanggil wakil ketua MUI Maluku Ustadz Abdul Wahab Polpoke, sehubungan dengan pernyataan kerasnya soal keterlibatan gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) dalam kerusuhan Ambon. ''Kami akan memanggil Pak Ustadz Wahab, kalau memang beliau punya data soal keterlibatan RMS, akan kita proses dan telusuri,'' kata Max Tamaela kepada wartawan di Makodam XVI, Ambon, Selasa (15/2).
Menurut Max Tamaela, keterlibatan RMS sebagai dalang kerusuhan masih belum jelas betul. ''Sehingga kalau Pak Wahab memang punya data itu, kami akan menugaskan intel-intel untuk mengawasi gerak-gerik gerakan separatis tersebut,'' katanya.
Mencuatnya kembali perdebatan hangat soal keterlibatan RMS ini setelah ustadz Wahab Polpoke tanpa tedeng aling-aling menuding RMS sebagai dalang. ''Saya punya data lengkap soal RMS dan keterlibatannya,'' kata Wahab Polpoke, seperti dimuat pada headline harian Ambon Ekspress edisi 14/2.
Menurut Polpoke, aparat keamanan di Maluku sebenarnya punya data dan informasi yang kuat soal keterlibatan RMS. ''Namun mereka malu-malu mengungkapnya,'' katanya.
Polpoke sendiri mengaku heran dengan sikap Pangdam Max Tamaela, yang tidak menindaklanjuti banyak temuan berupa dokumen, bendera, dan kamp pelatihan RMS di berbagai wilayah Maluku seperti di Ambon, Seram, Haruku, dan Saparua.
''Masak dari sekian banyak dokumen, termasuk temuan Bais TNI, belum ada yang ditindaklanjuti,'' kecam Wahab Polpoke.
Polpoke yang juga imam masjid (Arab) An Nur ini menilai RMS merupakan akar masalah yang harus diselesaikan. ''Saya pesimis perdamaian di Maluku bisa langgeng jika biang rusuh itu tidak diungkap,'' kata Polpoke yang juga salah seorang tokoh NU di Maluku itu.
Polpoke juga mengaku berulang kali menyampaikan keterlibatan RMS di hadapan Muspida Tk I Maluku, antara lain Gubernur, Pangdam, dan Kapolda. Karena itu, Wahab Polpoke menyatakan tak lama lagi ia bersama seorang ulama Maluku lainnya, KH Ali Fauzi, akan bertolak ke Jakarta membawa sejumlah bukti keterlibatan RMS. ''Kami akan meyakinkan para petinggi di pusat soal gerakan RMS ini, dengan data-data akurat yang kami bawa dari Ambon,'' kata Wahab Polpoke.
Ketua MUI Maluku, Ustadz RR Hassannusy, ketika dikonfirmasi soal pemanggilan wakil ketua MUI, Ustadz Wahab Polpoke, sehubungan dengan pernyataannya soal RMS, menjawab diplomatis. ''Kalau ustadz Wahab berani bicara, tentu karena punya data,'' kata Hassannusy.
Sedangkan ketua Lembaga Eksistensi Muslim Maluku (LEMM) Ambon, M Husni Putuhena, menyatakan bahwa pengusutan keterlibatan RMS di Maluku, sudah harus dilakukan. ''Kan sayang kalau bukti-bukti yang ditemukan hanya dianggap angin lalu, apalagi kalau dibuang di tempat sampah,'' katanya.
Sementara itu, informasi tentang kaki tangan RMS di Ambon, diperoleh Republika dari berbagai kalangan. Beberapa anggota Yonif 303/Kostrad dan Yonif 509/Kostrad, yang melakukan pengerebekan terhadap sarang sniper di gedung PLN Cabang Ambon (29/12) lalu, menyatakan menemukan beberapa di antara mereka yang diduga sebagai kaki tangan RMS. n run