b_atas.jpg (47700 bytes)
Islam is rahmatan lil aalamiin

Jihad sabiluna wa al mautu fii sabiilillaah asma' amanina

Ustad Ja'far Umar Tholib:

"Insya Allah Kami Mulai Berperang"

 

Berbeda dari penampilannya di podium yang lantang, sehari-hari Ustad

Ja’far Umar Tholib ternyata cukup ramah. Ketika berbincang-bincang

dengan FORUM, Panglima Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jamaah itu juga

sering tersenyum dan kadang-kadang tertawa terbahak-bahak. Apa

sebenarnya yang mendorongnya menyerukan jihad? Kepada FORUM, ia

membeberkan seruannya itu. Berikut petikannya.

 

Apa latar belakang ustad mengadakan tablig akbar di Jakarta?

Tablig akbar haruslah mempunyai nilai pressure yang tinggi. Agar punya

nilai pressure yang tinggi, kami mengadakan di tempat strategis di Ibu

Kota, Senayan. Tablig ini punya dua misi. Pertama, membangkitkan

semangat kaum muslimin untuk berjihad dan menjelaskan misi jihad. Kedua,

dengan tablig akbar saya melakukan psywar (perang urat saraf) agar

mereka tidak terlalu menganggap enteng umat Islam.

Jadi, aksi itu sekadar perang urat saraf?

Itu adalah tahapan menuju perang fisik. Setelah mental mujahidin utuh

dan mental musuh menciut, insya Allah kami akan memulai peperangan. Itu

sudah kami canangkan. Saat ini kami masuk ke pematangan laskar.

Kalau pemerintah menghalangi...

Kami tidak peduli. Pemerintah ataupun nonpemerintah, siapa pun yang

memihak mereka, berarti [kelompok] mereka. Kalau sampai pemerintah

menghalangi dan melukai pasukan mujahidin demi membela Kristen, kami

akan mengobarkan perang terhadap Kristen yang ada di Jawa dan di luar

Jawa. Itu menjadi sasaran berikutnya. Tapi, sesungguhnya, kami hanya

mempunyai satu sasaran: Maluku.

Jika jihad dikobarkan, bukankah pertikaian akan merembet ke berbagai

daerah?

Sesungguhnya bencana nasional itu sudah terjadi, tapi dikemas sedemikian

rapi. Dengan demikian, wilayah yang belum mendapat giliran tidak

merasakan adanya bencana nasional itu. Maka, kalau sampai pemerintah

memihak Nashara, kami akan bangkitkan kaum muslimin seluruhnya, bahwa

kita dalam situasi darurat perang.

Mengapa setelah bertemu Anda, Gus Dur marah?

Tujuan kami bertemu itu supaya ia mendengar langsung ultimatum-ultimatum

yang kami utarakan. Waktu itu saya katakan kepadanya: "Kamu sebelum jadi

presiden sampai menjadi presiden, selalu berpihak kepada Nashara."

Setelah dimaki-dimaki, ia marah. Tapi, makian yang kami sampaikan itu

langsung mengena kepadanya. Ini bukan makian tanpa etika, tapi kritikan.

Bagaimana bila massa NU tidak terima?

Insya Allah hal itu tak terjadi karena kami punya lobi dengan kiai-kiai

NU di berbagai tempat. Keresahan itu terjadi juga di kalangan kiai NU

terhadap berbagai sikap Gus Dur.

Jika dihalangi dan terjadi pertempuran di Jawa, apa targetnya?

Sasaran yang masuk dalam daftar kami, pertama tokoh-tokoh gereja. Kedua,

fasilitas dalam bentuk gereja atau gedung-gedung yang mereka miliki.

Kami pilih tokoh-tokoh karena tidak boleh seluruh Nashara harus

disalahkan.

1