b_atas.jpg (47700 bytes)
Islam is rahmatan lil aalamiin

Jihad sabiluna wa al mautu fii sabiilillaah asma' amanina

16 WARGA PERANCIS DAN BELANDA MINTA DIEVAKUASI KE LUAR AMBON
Sunday, May 21, 2000/12:28:42 PM

Ambon, 21/5 (ANTARA) - Sedikitnya 16 orang warga asing berrkebangsaan Belanda dan Perancis yang sedang berada di Ambon, meminta bantuan Gubernur Maluku, Saleh Latuconsina, Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI Max Tamaela guna membantu mengevakuasi

mereka ke daerah lain, menyusul kerusuhan antarwarga bernuansa SARA, yang kembali melanda ibukota Propinsi Maluku itu, sejak lima hari terakhir.

Beladan warga asing yang merupakan pimpinan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (SLM), Perwakilan PBB di Jakarta serta staf Kedutaan Besar belanda itu, Sabtu, mendatangani Gubernur Latucinsina dan Pangdam Tamaela, untuk memintakan jaminan keamanan selama berada di Ambon sebelum dievakuasi ke Jakarta dan beberapa daerah lainnya.

Pimpinan LSM yang minta dievakuasi itu, diantaranya dari Action Contre La Faim (ACF) serta Medesince Sain`s Frontieres (MSF)--dua LSM yang selama ini menangani penyaluran bantuan kemanusiaan maupun pembangunan sarana penunjang kesehatan kepada para pengungsi di Maluku dan Maluku Utara.

Mereka minta dievakuasi mengingat situasi dan kondisi keamanan di Kota Ambon sangat tidak menjamin untuk melakukan tugas-tugas mereka serta membahayakan keselamatan mereka, sehingga perlu dievakuasi ke daerah lain dan baru akan kembali jika situasi dan kondisi di ibukota Propinsi Maluku itu benar-benar aman.

Sementara itu, Gubernur Latuconsina, seusai menerima para pimpinan LSM dan perwakilan Belandan dan PBB itu, kepada watawan mengatakan, sangat menyayangkan hal itu, namun sangat memahami kekhawatiran yang dirasakan terutama menyangkut keselamatan meeka selama berada di Ambon.

"Kehadiran dua LSM ini, sebenarnya sangat membantu Pemda Maluku untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi para pengungsi, namun karena situasi yang kurang menjamin keselamatan jiwa, sehingga mereka terpaksa mereka untuk sementara waktu dievakuasi ke daerah lain," kata Latuconsina.

Latuconsina yang didamping Ketua DPRD Maluku Etty Sahuburua, SH, mengatakan, para pimpinan LSM itu juga telah berjanji untuk segera kembali ke Ambon untuk melakukan tugas kemanusiaan itu, jika situasi dan kondisi kota Ambon telah pulih kembali.

Dengan dievakuasinya para pimpinan LSM asal Prancis itu, maka penyaluran bantuan kepada para pengungsi di Maluku dan Maluku Utara untuk sementara waktu ditunda, hingga keadaan benar-benar terkendali.

"Jadi semua kegiatan yang berkaitan dengan ACF maupun MSF, untuk beberapa hari kedepan, dihentikan dan tidak ada kegiatan sama sekali, menunggu situasi pulih kembali," ujar Gubernur.

Latuconsina menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satkorlak Tingkat I Maluku, untuk mengecek kemungkinan tugas-tugas penyaluran bantuan kepada para pengungsi yang belum sempat dilaksanakan LSM tersebut, sehingga bisa segera diambil alih oleh Pemda Maluku.

Sehubungan dengan itu, Gubernur Latuconsia, menghimbau semua pihak untuk menahan diri serta dapat menciptakan kondisi yang lebih baik, mengingat masalah tersebut sangat merugikan para pengungsi.

"Semua pihak terutama kedua kelompok yang bertikai hendaknya bisa menahan diri dan tidak terprovokasi isu-isu yang belum tentu benar, guna menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga para pimpinan LSM itu dapat kembali melaksanakan tugas kemanusiaannya," demikian Gubernur Latuconsina.

Ke-16 pimpinan LSM serta perwakilan PBB dan staf Kedutaan Belanda itu, direncanakan Minggu (21/5) akan diberangkatkan menuju Ujungpandang dan Jakarta dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI-AD.

(U. ABN-PK01/ABN-02/ABN-01) NNNN

1