b_atas.jpg (47700 bytes)
Islam is rahmatan lil aalamiin

Jihad sabiluna wa al mautu fii sabiilillaah asma' amanina


Sabili On Line Edisi Maret-April 2000

Drg. Hardiono:
Divisi Kesehatan PKPU Pusat
“Mereka Tidak Rela Rosulullah Dilecehkan”

Selama bertugas berapa wilayah yang Anda kunjungi?
        Ternate, Tidore, Pulau Makian, Ambon, Maluku Tengah-Masohi, dan Halmahera. Di Maluku Utara ada sekitar 76 ribu pengungsi.
Tenaga dan sarana medis bagaimana?
        Terbatas sekali, ada puskesmas tidak ada dokternya, hanya perawat saja. Di Rumah Sakit Umum Ternate juga begitu, tadinya ada 21 orang dokter kini hanya lima orang saja. Ada bantuan dari Depkes tapi itu sangat minim sekali.
Kondisi korban bagaimana?
        Mereka sangat tabah sekali, ketika saya datang ke sana, Bacan sedang bergolak. Ada yang kena bom, sampai luka, sobek salah satu korneanya. Tapi mereka bisa istiqomah, sampai ke Rumah Sakit Umum Ternate. Awalnya sih ada keluhan sedikit-sedikit, tapi setelah itu mereka bangga mengatakan ini kena bom, kaki saya kena potong dan semacamnya. Berbeda sekali dengan pasien yang ada di sini, secara psikologis juga berbeda. Apalagi para pejuang, mereka sadar betul risikonya akan mati atau sakit dan menderita. Bahkan ada seorang mujahid yang bilang setelah sembuh dia akan kembali.
Pengalaman Anda yang paling berkesan apa?
        Saya sempat mewawancarai mujahidah, usianya sekitar 29 tahun, suaminya meninggal karena kerusuhan. Kemudian dia ikut berperang, pernah ditembak dua peluru, tidak tembus, pelurunya jatuh sendiri. Adiknya juga mengalami hal yang sama. Lalu dia pergi Masohi membawa senjata rakitan dan bom. Di perjalanan ia tertangkap polisi sampai disiksa. Ketika mujahidah itu ditanya kenapa ikut berperang. Mujahidah tadi menjawab, “Saya ingin menjaga amanat Rosul, bukan karena dendam.” Dukungan yang besar juga diberikan ibunya, dia tidak rela Rosulullah dilecehkan.
Apa kendala yang sering Anda hadapi di lapangan?
        Saya pernah sampai ke garis depan di desa Kelano, mereka butuh tenaga dokter, tapi kita tidak bisa memenuhi. Karena dokter kita sedikit, di situ sudah ada perawat dan bidan.
Kondisi Maluku ketika Anda kembali (ke Jakarta)?
        Kondisi Maluku dalam keadaan tenang, yang bergolak cuma pulau Bacan. Tenang itu karena ada aparat, semua cooling down. Khususnya di Halmahera, tapi dalam kondisi yang siap berperang lagi. Karena target Pasukan Merah akan masuk ke Tobelo dan menguasainya.
Apa yang sangat dibutuhkan umat Islam di sana?
        Pertama untuk pengungsi. Masalah sembako, pakaian, mereka juga sebenarnya ingin mendapatkan papan (tempat tinggal) kembali. Juga masalah kesehatan tapi yang sangat penting adalah rasa aman.
Kabarnya ada ratusan pengungsi Kristen yang diterima dengan baik oleh penduduk muslim?
        Setelah terjadi penyerangan di pulau Bacan, ada dua desa dengan 500 penduduknya menyerahkan diri, kemudian mereka ingin masuk Islam. Maka oleh penduduk muslim diberi makan dan diperlakukan dengan baik. Jadi awalnya penduduk desa itu menyerang perkampungan Islam, dan diserang balik oleh muslim yang akhirnya menang. Selama mereka bermaksud baik maka akan diperlakukan baik juga. Sebelum saya kembali ke Jakarta saya dengar juga ada sekitar 1000 orang lagi yang ingin masuk Islam.
Ini hal yang luar biasa?
        Kalau dalam skala besar, saya kira ini yang pertama. Sebab mereka itu sangat curiga sekali terhadap orang-orang yang baru masuk Islam, apalagi yang dari luar wilayah mereka. Tapi ini satu langkah maju, mulai menyusul yang kedua tadi.


Wasilah

1