Yang Unik dan Menarik dari Retret ' 97
( Based on True Story )

III IPA 2
Click to see the image gallery


Pada tahun ajaran '97 - '98 sekolah mengeluarkan kebijaksanaan baru bagi siswa kelas III. Nggak ada live in dan sebagai gantinya diadakan retret. Alasannya bakal ada Sidang Umum MPR. Singkat cerita, pada tanggal 31 Oktober ' 97 berangkatlah kami semua penghuni 3 IPA 2 ke rumah retret " Dharmaningsih ". Guru - guru yang akan menemani kami adalah Bu Nike, Bu Bernadette, Bu Emil, dan Pak Budiman. Seperti biasa , kebiasaan jam karet sulit dihilangkan. Ada juga yang datang terlambat.
Ditunggu - tunggu ternyata Agus tak kunjung datang. Akhirnya kami berangkat tanpa Agus ke Dharmaningsih.
Banyak kejadian menarik terjadi selama kami mengikuti retret. Pada hari pertama, setelah semua acara selesai kaum cowok dengan otak kancilnya mengunci ruang "Palma" lalu mulai melakukan tradisinya, main kartu remi sambil cerita - cerita. Makanan kecil dikeluarkan dan tustel digunakan sebaik mungkin. Hanya beberapa siswa yang tidur awal dan tidak ikut - ikutan. Awalnya sih aman - aman saja. Tiba - tiba terjadilah sesuatu yang mengejutkan. Jendela kamar diketok guru pembina. Rupanya mereka tidak bisa masuk. Dengan aksi kamuflase, suasananya mendadak menjadi senyap. Ternyata taktik tidak berhasil. Terpaksalah " pak Lurah " membukakan pintu buat guru - guru. Anak yang sudah betul - betul tidur dan yang pura - pura tidur dibangunkan. Disidanglah penghuni " Palma " (kamar cowok) pada malam itu. Christian, si Maniak Manchester United kena sial ditanya pertama kali. Karena salah omong,
jadilah pak Lurah menemani si MU Lover yang kena hukum
begadang sampai jam satu malam.
Di tempat para cewek keadaan nggak kalah serunya. Cuma yang ini rada positif. Mereka pada nguras kamar mandi yang terisi air yang rupanya seperti air teh. Memang 3 IPA 2 kena sial mendapat air keruh ( kelas sebelumnya tidak mengalami hal itu ). Sebagaimana kodratnya sebagai wanita, cewek - cewek kita pada ngrumpi juga.
Keesokan paginya, seperti sudah diduga anak - anak pada malas - malasan bangun, mesti pada rebutan mandi lagi. Air yang dingin membuat cowok - cowok kita pada mengeluarkan " bahasa planet ". Acara hari itu dilewati sebagian anak tanpa konsentrasi karena mengantuk. Maklum, tidurnya kurang.
Pada Sabtu malam, sebagai malam terakhir di Dharmaningsih digunakan kaum cowok untuk saling potret . Bahkan si Darmo juga ikut - ikutan dipotret. Kaum cowok yang pingin foto bersama ( bukan sama Darmo, lho ! ) rada bingung. Nanti yang motret kan nggak ikut keambil fotonya ?, maka diculiklah Betty yang lagi
"jalan - jalan malam" untuk motreti cowok - cowok.
Tengah malamnya, ada kejadian yang nggak kalah serunya. Ternyata kelas kita nggak kapok - kapok dimarahi guru. Sekarang kasusnya beda. Seorang siswa manjat dan nengok kamarnya guru - guru yang letaknya persis di atas ruangan cowok. Kena marah lagi deh jadinya. Malam itu juga ada kejadian lucu. Ternyata ada seorang cowok yang menggigau. Tertawalah penghuni kamar itu. Bayangin aja, dia dalam tidurnya
ngomong : " nggak puas, nggak puas..! ."
Berdasarkan info yang didapat penulis dari seorang sumber terpercaya yang minta dirahasiakan namanya, keadaan di kamar cewek - cewek nggak kalah hebohnya ( sorry, nggak bisa dituliskan disini karena takut dibaca anak dibawah umur ! ). Hari Minggunya diadakan misa kudus yang dipimpin Romo Gengsi. Romo Gengsi ini hari Sabtunya sempat sharing sedikit tentang pengalaman imamatnya. Misa itu juga diikuti mudika dari Wonokromo yang kebetulan juga mau retret disitu. Acara terakhir ? Foto bersama seluruh penghuni kelas 3 IPA 2 ( kecuali Agus tentunya ) beserta guru - guru pembina. Acara paling menarik ? Mungkin waktu sharing. Guru - guru kita yang kelihatannya ketus dan tertutup ternyata sangat terbuka menceritakan pengalamannya segamblang - gamblangnya. Acara paling menyentuh ? Acara Sabtu malam sewaktu diadakan ibadat Tobat ( meskipun ada beberapa siswa yang bukannya tersentuh tapi malah ngantuk ). Setelah ibadat tobat selesai, diberilah kesempatan bagi anak - anak yang pingin ngaku dosa.
Oh ya, waktu acara nyanyi bersama juga ada kejadian - kejadian yang lucu dan menarik. Ada yang menyanyi seperti orang habis sunat, ada pula yang goyang pinggul terus ( keenakan barangkali, ya ? ). Pengurus OSIS yang mestinya udah demisioner ternyata masih diberi tugas memperagakan gerakan lagu - lagu. Kan mereka paling pinter, bisa ngajari anak - anak yang ikut APS masa nggak bisa meragain ? Mungkin begitu pemikiran guru pembina.
Yanto yang ahli menulis tanpa melihat ( julukan yang diberikan pak T ) dan jago ngerap cukup memberi hiburan bagi kami selama retret. Hanya mendengar ia berbicara kami sudah tertawa terpingkal - pingkal. Lumayanlah untuk menghilangkan
penyakit ngantuk yang lagi kumat.
Ada sedikit cerita lagi tentang Darmo, anjing pasangan si Ningsih. Ternyata anjing itu pintar juga, masuk ruangan tamu cowok - cowok dan tidur disitu. Nggak tanggung - tanggung tidurnya sambil " ngeloni " papan namanya Tanjung. Asalnya sih bukan Darmo yang mau, tapi Irwan " The Tai Chi Master " sebagai teman baiknya Darmo yang memberinya papan nama itu.
Banyak kenangan indah yang membekas di hati sanubari masing - masing siswa setelah mengikuti retret ini. Kenangan itu kelak akan menjadi pengalaman berharga di kemudian hari. Akhir kata , penulis minta maaf yang sebesar - besarnya pada orang - orang yang merasa tersinggung setelah mbaca
" True Story " ini ( kalau ada, semoga aja nggak ada ).
See you at the reunion !
.
.
.
" The Captain "
( 3 IPA 2 - 28 )


BackBack HomeHome


1