![]() |
![]() |
atas
permintaan kaum kurawa durna memasang muslihat untuk melenyapkan bima dengan menugasinya mencari tirta-prawita-adi sebagai sarana pembuka pengetahuan sejati yang bertempat di hutan tibrasara di gunung candramuka setelah mengirim barisan-pendem untuk mencelakakan arya sena suyudana pulang ke permaisuri banowati dan putrinda leksmanawati sementara sangkuni dan kurawa lengkap berangkat berkuda pada saat yang sama di saptapratala, batara anantaboga dan dewi suparti menerima sasmita dewata bahwa bima menantu mereka akan menerima cobaan sang dewi suparti segera silih warna sebagai naga berangkat untuk membantu sang menantu di perjalanan bersua para kurawa dan bertempur, namun para kurawa segera menyimpang jalan naga jelmaan segera melanjutkan langkah dan bertapa di gua sigrangga |
di
sapta arga, resi abyasa sedang dihadap arjuna dan para
punakawan melaporkan bahwa arya sena hendak dicelakakan danghyang durna abyasa menyuruhnya mencegah, namun bila berkeras, doakanlah agar semua langkahnya membawa hasil sepadan di tengah rimba dalam perjalanan pulang, arjuna cs bertemu sepasang macan, sang kesara dan sang kesari, macan ditewaskan badhar menjadi batara brahma dan dewi saraswati brahma memberi wangsit bahwa bima akan memperoleh nugraha brahma dan isteri kembali makahyangan yudistira bima nakula sadewa dan kresna di amarta kresna ikut menahan bima agar membatalkan niatnya namun bima berkeras bahwa mencari tirta adi di gunung candramuka adalah bukti baktinya pada bapa guru durna serta demi mengejar pemahaman inti pengetahuan sejati arjuna datang dan melaporkan semua yang diketahuinya sena tetap tidak bisa ditahan dan pamit berangkat |
di
gunung candramuka sang sena bertindak membabibuta segala bukit batu dan pohon besar dibongkar berantakan namun apa yang dicari tetap tak bersua juga rukmuka dan rukmakala, sepasang raksasa di gunung candramuka murka melihat arya sena membongkar hutan semena-mena pertarungan tak terelakkan dan kedua raksasa musnah kembali ke wujud semula: hyang indra dan hyang bayu yang memberikan ajian jalasengara dan senjata ekal druwendra kemampuan memasuki air tanpa kesulitan (jalasengara) kedua batara memberi wisikan pula bahwa sebenarnya permintaan durna hanyalah tipu daya namun semua usaha yang dilakukan secara bersungguh-sungguh senantiasa akan berbuah sepadan sang bima segera kembali ke astina untuk menanyakan pada sang guru |
![]() |
sekembali di astina, durna memberitahu bahwa tugas terdahulu hanyalah penguji tekad muridnya tempat yang sebenarnya adalah di tengah samudra bima segera kembali ke amarta untuk pamit kedua kalinya di amarta kembali semua kadang menahan kepergian bima namun sekali lagi bima tak bisa ditahan dan berangkat segera sesampai di gua sigrangga bima disambar oleh naga suparti bertempur sejenak naga kalah dan kembali ke wujud aslinya kemudian membisikkan tentang muslihat durna namun jangan menurunkan semangat bukti bakti sang menantu agar tetap memperoleh nugraha atasnya sang sena diminta segera meneruskan ke samudera lalu lenyaplah sang dewi dan byar, arya sena sudah berada di tepian samodera |
dengan benak hanya terisi
satu tujuan menaati permintaan guru durna sang bima mencebur ke tengah samudera ombak menyaput sampai ke leher dan kepala termangu sejenak sang bima membayangkan ancaman maut namun teringat pada aji jalasengara pemberian dewata seekor naga raksasa, sang nemburnawa, datang menghadang pertarungan di air membuat seisi samudera bergolak namun akhirnya sang naga tewas oleh kuku pancanaka samudera kembali hening tenteram sunyi tak lama kemudian tampaklah seorang anak bajang di atas air melambai pada bima agar menghampir lalu mewejang dengan berbagai ilmu sejati penguak segala rahasia alam semesta usai mewejang musnahlah sang dewaruci dan sang sena sudah kembali berada di alam nyata kembali ke amarta |
![]() |
di tepi samodra menunggu arya sangkuni dan para kurawa menduga sudah tewaslah sang tonggak pandawa melihat munculnya sang bima para kurawa maju mengerubut bima berhasil menghindar, hendak segera kembali ke amarta para kurawa segera membuntuti mengejar murung yang melela di amarta sirna seketika oleh munculnya arya bima yang sehat tak kurang suatu apa wajahnya tampak bersinar cemerlang oleh cahaya surgawi kerusuhan di belakangnya oleh ulah para kurawa segera berhasil dipadamkan oleh sang bima kurawa bubar berantakan tanpa sisa bima segera menyampaikan segala yang dialaminya pada kresna dan kadang pandawa semua berbahagia keceriaan alam telah kembali mewarnai istana amarta sang bima telah menemukan segala yang dikehendakinya pengetahuan tentang hakekat hidup sejati tancep kayon |